HARI PANGAN SEDUNIA
PETANI LOKAL – PENOPANG BESAR KETAHANAN PANGAN
Setiap tanggal 16 Oktober, dunia memperingati Hari Pangan Sedunia (World Food Day) sebagai pengingat bahwa pangan adalah hak dasar setiap manusia. Peringatan ini pertama kali digagas oleh Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 1979, dengan tujuan membangun kesadaran global tentang pentingnya sistem pangan yang berkelanjutan dan adil bagi semua.
Tahun 2025, tema yang diusung adalah “Hand in Hand for Better Foods and a Better Future”, atau dalam Bahasa Indonesia: “Bergandengan Tangan untuk Makanan yang Lebih Baik dan Masa Depan yang Lebih Baik.” Tema ini mengajak semua pihak mulai dari petani, pemerintah, sektor swasta, hingga konsumen, untuk bekerja sama dalam menciptakan sistem pangan yang lebih baik, mulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi.
Di Indonesia, Hari Pangan Sedunia memiliki makna yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Sebagai negara agraris, sebagian besar pangan yang kita konsumsi berasal dari hasil kerja keras para petani lokal. Menurut Badan Pusat Statistik (2023), jumlah total petani di Indonesia mencapai lebih dari 28 juta orang. Mereka adalah penopang utama sistem pangan nasional yang memastikan beras, sayur, buah, dan rempah tersedia setiap hari untuk jutaan keluarga.
Pahlawan di Balik Ketahanan Pangan
Di balik setiap butir nasi, sayur, dan buah yang tersaji di meja makan, ada kerja keras para petani lokal. Mereka bangun sejak fajar, turun ke sawah, mengolah tanah, menanam, hingga memanen hasilnya untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Namun, meski peran mereka sangat besar, para petani sering kali menghadapi berbagai tantangan mulai dari harga pupuk yang tinggi, cuaca yang tidak menentu, hingga harga jual hasil panen yang tidak stabil.
Padahal, keberadaan petani lokal sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Mereka memastikan kebutuhan pangan dalam negeri terpenuhi tanpa terlalu bergantung pada impor.Selain itu, petani juga berperan menjaga keseimbangan lingkungan melalui cara-cara bertani yang ramah alam, seperti penggunaan pupuk organik dan sistem tanam berkelanjutan.
Tantangan di Tengah Perubahan Zaman
Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan terbesar bagi dunia pertanian saat ini.
Musim hujan dan kemarau yang tidak menentu sering membuat jadwal tanam bergeser dan hasil panen berkurang. Belum lagi persoalan regenerasi petani, semakin sedikit anak muda yang tertarik bekerja di sektor pertanian karena dianggap kurang menjanjikan dibanding pekerjaan di kota.
Selain itu, perkembangan teknologi juga membawa dua sisi. Di satu sisi, inovasi seperti irigasi pintar, benih unggul, dan digitalisasi pertanian bisa membantu meningkatkan hasil produksi. Namun di sisi lain, belum semua petani memiliki akses terhadap teknologi tersebut, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil.
Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, swasta, hingga konsumen sangat dibutuhkan agar petani lokal tidak tertinggal dan tetap bisa bersaing di era modern.
Bergandengan Tangan untuk Masa Depan Pangan yang Lebih Baik
Sesuai dengan tema Hari Pangan Sedunia tahun ini, “Bergandengan Tangan untuk Makanan yang Lebih Baik dan Masa Depan yang Lebih Baik,” kita semua punya peran dalam menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan.
Petani memang berada di garis depan produksi, tapi keberlanjutan pangan tidak akan terwujud tanpa dukungan seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai konsumen, kita bisa mulai dari langkah kecil seperti:
- Membeli produk hasil pertanian lokal, baik di pasar tradisional maupun toko daring.
- Mengurangi pemborosan makanan, agar hasil jerih payah petani tidak terbuang sia-sia.
- Mendukung produk yang ramah lingkungan, misalnya dengan memilih hasil tani organik.
- Menghargai kerja petani, dengan tidak menawar harga secara berlebihan dan memberi apresiasi atas hasil kerja mereka.
Langkah-langkah sederhana ini mungkin tampak kecil, tapi jika dilakukan bersama-sama, dampaknya sangat besar bagi keberlangsungan hidup para petani dan ketahanan pangan bangsa.
“Dari tangan petani, lahir kehidupan. Dari hasil kerja mereka, masa depan bangsa disemai.”
MEMBEDAH MITOS DAN FAKTA TENTANG ALPUKAT
Alpukat sering disebut sebagai “superfood” karena kandungan nutrisinya yang melimpah. Namun, di balik popularitasnya, banyak juga beredar mitos seputar buah satu ini, mulai dari katanya bikin gemuk hingga bisa menurunkan kolesterol secara instan. Jadi, mana yang benar? Mari kita bedah satu per satu mitos dan faktanya!
Mitos 1: Alpukat Bikin Gemuk
Fakta:
Alpukat memang tinggi kalori, tetapi sebagian besar lemaknya adalah lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fat) yaitu jenis lemak baik yang justru membantu mengontrol kadar kolesterol dan menjaga rasa kenyang lebih lama.
Artinya, jika dikonsumsi dalam jumlah wajar (sekitar ½ buah per hari), alpukat tidak akan membuat gemuk. Justru bisa membantu mengontrol nafsu makan dan mendukung diet sehat.
Mitos 2: Alpukat Bisa Menurunkan Kolestrol dengan Cepat
Fakta:
Benar bahwa alpukat dapat membantu menurunkan kolesterol, tetapi bukan secara instan. Kandungan beta-sitosterol dan lemak sehatnya membantu menyeimbangkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Namun, efek ini baru terasa jika dikombinasikan dengan pola makan seimbang dan gaya hidup aktif.
Mitos 3: Alpukat Tidak Cocok untuk Penderita Diabetes
Fakta:
Justru sebaliknya! Alpukat aman bahkan baik untuk penderita diabetes. Buah ini memiliki indeks glikemik rendah dan tinggi serat, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara drastis. Lemak sehatnya juga membantu memperlambat penyerapan gula di tubuh.
Mitos 4: Alpukat Hanya Baik untuk Kesehatan Jantung
Fakta:
Manfaat alpukat jauh lebih luas! Selain baik untuk jantung, alpukat juga mengandung vitamin E, K, C, dan B kompleks, serta antioksidan lutein dan zeaxanthin yang baik untuk kesehatan kulit dan mata. Bahkan, konsumsi rutin bisa membantu meningkatkan konsentrasi dan suasana hati, karena kandungan asam folat dan magnesium di dalamnya.
Mitos 5: Semua Jenis Alpukat Sama Saja
Fakta:
Tidak semua alpukat punya kandungan gizi identik. Misalnya, alpukat hass memiliki lebih banyak lemak sehat dibanding alpukat mentega atau alpukat lokal yang kadar airnya lebih tinggi. Namun, secara umum semua jenis alpukat tetap mengandung nutrisi utama yang serupa dan bermanfaat bagi tubuh.
Kesimpulan
Alpukat memang kaya manfaat, tapi tetap perlu dikonsumsi secara bijak dan tidak berlebihan. Daripada takut gemuk atau percaya mitos yang belum terbukti, lebih baik jadikan alpukat bagian dari pola makan seimbang, misalnya dengan menambahkannya ke roti gandum, salad, atau smoothie pagi hari.
CERITA TOKO TRUBUS
DARI PENGHIJAUAN HINGGA SUPERVISI KEBUN: AKSI NYATA TOKO TRUBUS
KEGIATAN PENGHIJAUAN
Toko Trubus terus meneguhkan langkahnya sebagai sahabat hijau bagi lingkungan dan masyarakat. Pada Sabtu, 6 September 2025, Toko Trubus berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan di Kota Depok dengan memberikan 100 bibit alpukat unggul dalam acara serah terima jabatan Komandan Kodim 0508/Depok.
Bibit tersebut menjadi simbol keberlanjutan dan kepedulian terhadap alam sekaligus bentuk dukungan Toko Trubus untuk menjaga keseimbangan lingkungan di tengah padatnya aktivitas perkotaan. Setiap pohon yang ditanam diharapkan tumbuh menjadi peneduh, penghasil oksigen, sekaligus pengingat bahwa kepedulian kecil dapat berdampak besar bagi bumi.
SUPERVISI KEBUN
Selain kegiatan penghijauan, Toko Trubus juga aktif melakukan supervisi dan pendampingan kebun di berbagai wilayah. Salah satunya di Leuwibatu, Rumpin, Bogor, di mana tim Toko Trubus mendampingi perawatan kebun alpukat dan durian seluas 4,5 hektare. Kegiatan meliputi pembersihan lahan, pengukuran pH tanah, pemupukan, hingga pemangkasan agar tanaman tumbuh subur dan produktif.
Semua langkah ini merupakan bagian dari komitmen Toko Trubus untuk memastikan bibit yang ditanam tidak hanya tumbuh, tapi juga berkelanjutan — memberikan manfaat ekonomi bagi petani dan manfaat ekologis bagi lingkungan.
PRODUK TOKO TRUBUS
ALPUKAT SIGER
Alpukat Siger (Persea americana Mill.) merupakan salah satu varietas alpukat unggulan asal Lampung yang kini mulai banyak dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia. Buah ini dikenal memiliki tekstur lembut, rasa gurih manis, dan kandungan gizi tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Alpukat siger kaya akan lemak sehat (asam lemak tak jenuh tunggal), vitamin E, kalium, serta antioksidan yang baik untuk jantung dan kulit. Tak heran, varietas ini mulai menjadi primadona di pasar buah lokal maupun nasional.
Salah satu keunggulan utama alpukat siger terletak pada ukuran buahnya yang besar dan daging yang tebal, menjadikannya ideal untuk konsumsi langsung maupun diolah menjadi jus, salad, atau menu sehat lainnya.
Lalu, apa saja karakteristik alpukat siger yang membuatnya istimewa?
Warna Buah
Kulit buah hijau tua dengan permukaan agak kasar. Saat matang, warna sedikit mengilap dan tampak segar alami.
Rasa
Daging buah bertekstur lembut, gurih, dan sedikit manis, khas alpukat premium dengan rasa tidak pahit di lidah.
Ukuran
Buah berukuran besar, berat rata-rata mencapai 600–800 gram per buah, bahkan bisa lebih jika dirawat optimal.
Tekstur
Daging buah tebal, padat, tidak berserat, dan mudah dihaluskan, cocok untuk aneka olahan kuliner maupun minuman sehat.
Potensi Pasar
Menjanjikan, karena disukai konsumen dan memiliki nilai jual tinggi. Cocok untuk pasar segar maupun bahan industri makanan sehat.
Alpukat siger menjadi pilihan tepat bagi siapa pun yang ingin menikmati buah alpukat berkualitas premium dengan cita rasa lezat sekaligus peluang bisnis yang menjanjikan. Dengan menanam varietas unggulan ini, Anda tidak hanya mendapatkan manfaat kesehatan, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan ekonomi pertanian lokal.
MEMBANGUN BRAND YANG KUAT: PERSPEKTIF SEORANG MANAJER PEMASARAN
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, membangun brand yang kuat bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan konsistensi, kejujuran, dan strategi yang matang agar sebuah merek benar-benar melekat di hati pelanggan. Nilai-nilai inilah yang dipegang teguh Bapak Sandi Caroko, akrab disapa Pak Sandico, Manajer Pemasaran Toko Trubus yang telah mengabdikan diri di dunia pemasaran selama lebih dari 17 tahun.
Perjalanan Panjang di Dunia Pemasaran
Karier Bapak Sandico di Toko Trubus dimulai pada tahun 2007 sebagai karyawan harian di bagian pameran. Dari sana, langkahnya terus menanjak, menjadi kasir, kepala toko di berbagai cabang seperti Waru, Cikarang, Bintaro, Gunung Sahari, hingga akhirnya dipercaya sebagai Supervisor Pemasaran pada tahun 2018, dan kini menjabat Manajer Pemasaran sejak 2024.
“Selama ini saya nggak pernah pindah divisi. Dari staf sampai manajer, semuanya di pemasaran. Jadi bisa dibilang, marketing itu sudah mendarah daging,” ujarnya sambil tersenyum.
Awal Ketertarikan pada Dunia Pemasaran
Lulusan SMK Negeri 1 Temanggung jurusan Agronomi ini sebenarnya berangkat dari dunia pertanian. Namun, ketika bergabung dengan Toko Trubus, beliau dituntut untuk memahami banyak hal mulai dari produk, pelayanan, hingga strategi penjualan. Dari proses itulah tumbuh minat dan kecintaannya pada dunia pemasaran.
“Marketing itu asik. Kita bisa mempengaruhi orang lain, menciptakan fenomena, dan bersosialisasi dengan banyak orang. Saya banyak belajar dari interaksi dengan pelanggan dan partner. Itu yang bikin saya semakin cinta dengan dunia pemasaran,” jelasnya.
Kunci Membangun Brand yang Kuat
Menurut Bapak Sandico, kejujuran adalah fondasi utama dalam membangun brand yang kuat. Sebuah merek akan dipercaya ketika apa yang dijanjikan benar-benar dirasakan oleh konsumen.
“Brand kuat itu ketika janji dan realitanya sejalan. Misalnya Toko Trubus bilang ‘solusi tanaman buah Anda’, maka pelanggan memang benar-benar dapat solusi dari kami, dari produk hingga hasil panennya,” tuturnya.
Selain kejujuran, brand juga harus punya karakter dan ciri khas yang membedakannya dari pesaing. Inilah yang selama ini dijaga oleh Toko Trubus, baik melalui produk, pelayanan, maupun citra yang ditampilkan.
Strategi Pemasaran di Toko Trubus
Dalam menjalankan strategi pemasaran, Toko Trubus berpegang pada konsep 7P Marketing Mix: Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Physical Evidence.
Toko Trubus fokus pada pelayanan SDM yang kompeten, proses transaksi yang efektif dan efisien, serta fasilitas toko yang nyaman dan lengkap untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Namun, menurut Bapak Sandico, inti dari semua strategi itu adalah memahami kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumen.
“Kalau orang sudah butuh, pasti beli. Tapi yang menarik itu saat kita bisa memfasilitasi keinginannya. Misalnya, pelanggan datang mau beli pohon mangga kecil, tapi kita tawarkan yang sudah berbuah dengan bonus pengiriman dan penanaman gratis, akhirnya mereka senang dan loyal,” jelasnya.
Tantangan Mengelola 25 Cabang di Seluruh Indonesia
Sebagai brand dengan 25 cabang di berbagai daerah, Toko Trubus menghadapi tantangan besar dalam menjaga konsistensi dan kualitas layanan.
Tantangan pertama adalah distribusi. Sebagian besar produk masih berasal dari gudang pusat di Cimanggis. Untuk mengatasi hal itu, Toko Trubus kini mulai mengembangkan produk private label dan bekerja sama dengan produsen lokal di berbagai daerah agar rantai pasok lebih efisien.
Tantangan kedua adalah keseragaman kompetensi SDM. “Kami ingin semua staf punya standar pelayanan yang sama. Oleh karena itu, setiap karyawan baru wajib mengikuti pelatihan di pusat selama tiga bulan sebelum ditempatkan di cabang,” ungkapnya.
Dan yang tak kalah penting, Toko Trubus harus beradaptasi dengan tren digital, tanpa kehilangan kekuatan utamanya sebagai toko offline.
Nilai Lebih Toko Offline Toko Trubus
Di tengah maraknya belanja online, Toko Trubus tetap mempertahankan eksistensinya sebagai pusat konsultasi pertanian langsung. Menurut Bapak Sandico, ada nilai yang tidak bisa digantikan oleh platform online: pengalaman langsung dan interaksi personal.
“Kalau beli tanaman online, orang nggak bisa lihat fisiknya. Sedangkan di toko offline, pelanggan bisa memilih sendiri, berkonsultasi gratis dengan tenaga ahli, bahkan langsung melihat kondisi tanaman yang akan dibeli,” jelasnya.
Selain itu, Toko Trubus terus meningkatkan kenyamanan toko fisik dari tata ruang yang sejuk dan bersih, area parkir luas, hingga fasilitas seperti kafe dan mushola. Semua itu menjadi bagian dari “physical evidence” yang memperkuat citra brand Toko Trubus di mata konsumen.
Perjalanan panjang Pak Sandiko menjadi cerminan bahwa membangun brand yang kuat bukan hanya tentang strategi, tapi tentang integritas, konsistensi, dan kepedulian terhadap pelanggan.
Seperti yang beliau katakan di akhir wawancara, “Brand yang kuat itu bukan yang paling besar, tapi yang paling dipercaya.”
